Saat hujan turun, banyak tetesan
tetesan rindu yang ikut jatuh. Begitu dingin, hingga membeku. Hanya
kehadiranmu, hanya suaramu, dan hanya nafas hangatmu yang bisa mencairkan
kerinduanku.
Saat hujan turun, ada satu
kenangan yang ikut mengalir diantara derasnya air dan kencangannya angin.
kenangan aku juga kenangan kamu, kenangan kita bersama.
Saat hujan turun, aku memejamkan
mata. Mencoba hanyut dalam mimpi dan berharap tak lagi bangun. Ingin lari dari
kenyataan yang sebenarnya tak bisa aku hindari.
Saat hujan turun, suara rintikan
air jatuh memutar memoriku yang lampau. Ketika kita bersama, menyatukan
perasaan cinta walau tak sempat kita resmikan dalam suatu ikatan.
Saat hujan turun, ada kekecewaan
yang menusuk dadaku, seakan membunuh dengan perlahan. Air matapun ikut
membasahi pipi dan mengalir melewati bibir.
Saat hujan turun, mataku selalu
mencoba mencari bayangmu. Seakan berharap akan ada kamu di dekatku, seperti
dulu.
Saat hujan turun, aku selalu
bertanya-tanya. Apakah kamu merindukan aku seperti aku yang kini begitu
tersiksa oleh beribu rindu yang mengikat kuat? Akankah kamu ingat kenangan
manis kita, dulu? Adakah aku disetiap ingatanmu seperti aku yang kini sedang
mengingatmu?
Entahlah, saat hujan turun aku selalu
begini, gundah tak menentu, hanya karena ingat kamu dan kita yang dulu.
Sumedang, 2 juni 2013
saat hujan turun membawa
kerinduan