Saturday, April 13, 2013

Sepotong Roti Untuk Kekasihku :')



“ini roti untukmu” ucapku sembari menyodorkan kotak makanan yang berisi roti. Roti yang aku buat tadi pagi spesial hanya untuk kekasih tersayangku.
“terimakasih sayang” jawabnya dengan wajah yang sulit aku deskripsikan. Sungguh aku menyukai senyumnya. Senyumannya begitu manis. Semanis ucapannya yang begitu lembut. Matanya pun indah. Seindah tatapannya yang membuat hatiku tenang. Tenang, seperti air yang mengalir dengan perlahan.
Kekasihku, sungguh dialah kekasih tersayangku. Dia mampu membuat hari-hariku terasa menyenangakan walau pada kenyataanya banyak rintangan yang datang. Dia mampu membuat hatiku bahagia meski nyatanya banyak kesedihan yang menghampiri. Kekasihku kau adalah super hero bagiku.
“kenapa diam? Ayo makan. Apa kamu tidak suka?” tanyaku perlahan dengan wajah yang murung.
“astagfirullah, bukannya aku tidak suka, sungguh aku suka tapi apa kamu sendiri sudah makan?” ucapnya yang membuat hatiku tenang.
“oh,  tadi aku sudah makan ko.”
“emm kalau begitu aku makan rotinya ya”
Kini roti yang dengan susah payah aku buat tepat berada pada genggamannya. Dengan perlahan tangannya bergerak kea rah mulutnya. Aku sungguh bahagia melihatnya. Tiba-tiba “bruuk” roti yang tadinya akan dia makan jatuh dari genggamannya. Kenapa ini bisa terjadi? Rotinya… roti yang khusus aku buat untuknnya jatuh di depan mataku.
Aku tak kuasa melihatnya! Dadaku sakit melihatnya.
Dion, kekasihku. Ia terdiam sebentar. Wajahnya terlihat kaget. Tapi aku , aku sangat kecewa melihatnya.
“maaf sayang, sungguh tadi hanya kecelakaan” ucapnya bergetar. Tanpa menjawab pertanyaannya aku pergi begitu saja. Meninggalkan Dion dengan rona wajahnya yang  merasa bersalah. Bukannya aku tega, tapi kejadian tadi sungguh mengecewakan. Sepotong roti yang aku  buat dengan penuh kasih ternyata sia-sia.
Aku terus berlari mencoba menjauh dari Dion. Mataku memerah berkaca-kaca. dan kini air mata pertamaku jatuh perlahan. Sudah ku coba hapus dengan tanganku tapi sial! Ai mataku mengalir dengan deras. Hingga seseorang menarik tanganku dari belakang dengan kuat. Dia memaksaku masuk kedalam pelukan hangatnya.
“maafkan aku sayang” suara lembutnya terdengar menenangkan. Dion! Kenapa dia bisa disini? Ternyata Dion yang memelukku. Bisa ku rasakan detak jantungnya yang begitu menggebu-gebu. Aku tau Dion memang tidak salah. Tapi entah mengapa aku tidak bisa menerima semua yang tadi terjadi.
“tapi rotinya kamu jatuhkan, aku kecewa Dion, aku kecewa!” jawabku dengan suara lirih. Tak henti-henti air mataku mengalir membsahi baju dan dada Dion.
“aku tau, tapi tolong maafkan aku, sungguh aku tak bermaksud menyakitimu sayang”
Aku melepaskan pelukannya, ku tatap matanya. Oh Tuhan dia menangis! Ada setetes air mata yang melewati bibirnya. Matanya yang indah kini terbalut oleh bulir air rasa bersalah. Berdosakah aku Tuhan?
“Dion? Kamu menangis? Ayolah Dion kamu lelaki, hapus air matamu!” ucapku dengan senyuman
“hapuslah air mataku, dan aku akan menghapus air matamu.” Jawab Dion.
Kini tangan lembutnya terasa oleh indra perabaku. Jemarinya menghapus air mataku. Begitu lembut, sangat lembut. Begitu pula denganku, kini jemariku mencoba menghapus air mata yang jatuh dibibirnya.
“maafkan aku” suara Dion memohon.
“aku memaafkanmu sayang”
Tangan Dion kembali menarikku dalam pelukan hangatnya. Dion, Kekasih tercintaku.

No comments:

Post a Comment